Iblis Baghiah Dalam Islam

Iblis Baghiah Dalam Islam

Actions (login required)

Dalam agama Islam, Ya'qub atau Yakub (bahasa Arab: يعقوب, translit. Yaʿqūb) adalah seorang nabi dan merupakan putra dari Ishaq dan cucu dari Ibrahim. Yakub adalah salah satu tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an, Alkitab, dan Tanakh. Ya'qub juga disebut dengan Israel/Israil (bahasa Arab: اسرائيل, translit. Isrāīl, Ibrani: יִשְׂרָאֵל, Yiśrāʾēl) dan keturunannya disebut dengan Bani Israil.

Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishak dan Yakub yang mempunyai kekuatan-kekuatan yang besar dan ilmu-ilmu (yang tinggi). Sungguh, Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan) akhlak yang tinggi kepadanya yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sungguh, di sisi Kami mereka termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.

Dalam Al-Qur'an (kitab suci Islam), nama Ya'qub disebutkan enam belas kali.[a][1] Dia juga disebut dengan Israil sebanyak dua kali. Kisahnya yang disebutkan dalam Al-Qur'an hanya tentang kaitan dirinya dengan Yusuf dan wasiatnya sebelum wafat kepada anak-anaknya, sedangkan bagian kisahnya yang lain biasanya disadur dari sumber Yahudi dan Kristen. Dalam Tanakh (kitab suci Yahudi) dan Alkitab (kitab suci Kristen), kisah Ya'qub disebutkan dalam Kitab Kejadian pasal 25-37 dan 42-50.

Ya'qub adalah putra Ishaq. Ishaq sendiri adalah putra Ibrahim (disebut Abraham dalam Yahudi dan Kristen), salah satu tokoh terpenting dalam agama islam. Ibu Ya'qub adalah Ribka.

Alkitab menyebutkan bahwa Ishaq tidak juga menikah meski Sarah sudah wafat dan Ibrahim telah berusia lanjut. Hal ini karena masyarakat Palestina saat itu kebanyakan tidak beriman kepada Allah, juga asing dengan keluarga Ibrahim. Ibrahim kemudian memerintahkan kepala pelayannya untuk pergi ke tanah kelahiran Ibrahim di Iraq agar mencarikan gadis dari keluarga besar Ibrahim di sana untuk diperistri Ishaq. Pelayan Ibrahim tersebut kemudian pergi ke kediaman keluarga Ibrahim dan meminangkan Ribka (Rifqah, Rafiqah) untuk Ishaq. Ribka adalah putri Betuel bin Nahor. Nahor sendiri adalah saudara Ibrahim. Ribka dan keluarga besarnya menerima pinangan tersebut dan akhirnya dia ikut ke Palestina bersama pelayan Ibrahim dan menikah dengan Ishaq.[2] Saat itu Ishaq berusia empat puluh tahun.[3]

Disebutkan bahwa ternyata Ribka adalah seorang wanita mandul. Maka Ishaq berdoa pada Allah agar dikaruniai anak sehingga Ribka dapat mengandung. Ribka kemudian melahirkan dua putra kembar. Putra pertama dinamai Esau (Aishu), tubuhnya berwarna merah dan seperti jubah berbulu. Putra kedua dinamai Ya'qub dan saat lahir memegang tumit kakaknya. Mereka lahir saat Ishaq berusia enam puluh tahun. Saat besar, Esau menjadi pemburu handal dan suka tinggal di padang, sedangkan Ya'qub lebih suka tinggal di kemah. Ishaq lebih menyayangi Esau, sementara Ribka lebih menyayangi Ya'qub. Ibnu Katsir juga menuliskan kisah ini dalam karyanya, menyadur dari Alkitab.[4]

Ibrahim meninggal pada usia 175 tahun. Isma'il dan Ishaq kemudian bersama-sama mengebumikan jasad ayah mereka di Gua Makhpela di Hebron, tempat Sarah dimakamkan.[6] Ishaq kurang lebih berusia 75 tahun dan Ya'qub berusia lima belas tahun saat itu.

Setelah tua, pandangan Ishaq mulai melemah. Takut bahwa dia dapat meninggal sewaktu-waktu, Ishaq kemudian memerintahkan Esau berburu dan membuatkan makanan kesukaannya dari buruan itu, sehingga Ishaq dapat mendoakan keberkahan bagi putra sulungnya tersebut. Ribka yang mengetahui niatan Ishaq kemudian memerintahkan Ya'qub agar menghidangkan makanan tersebut kepada Ishaq sebelum Esau pulang berburu. Ribka kemudian memakaikan pakaian Esau pada Ya'qub, juga membalutkan kulit domba pada tangan dan leher Ya'qub karena Esau adalah orang yang berbulu lebat. Saat Ya'qub menghidangkan makanan tersebut, Ishaq meraba tubuh Ya'qub dan berkata, "Kalau suara, suara Yakub, kalau tangan, tangan Esau." Setelah menyantap hidangan tersebut, Ishaq mendoakan Ya'qub, yang dia kira adalah Esau, agar dia dikaruniai kebaikan, rezeki yang banyak, dan dia menjadi tuan bagi saudaranya, dan begitu juga keturunannya.[7]

Setelah Ya'qub keluar, Esau mendatangi Ishaq, menghidangkan makanan yang ayahnya minta. Namun Ishaq mengatakan kalau tadi telah menyantap hidangannya dan telah mendoakannya. Ishaq dan Esau kemudian tahu bahwa tadi yang datang adalah Ya'qub. Esau meraung-raung pada ayahnya, tapi Ishaq mengatakan kalau doanya tidak bisa ditarik kembali. Esau kemudian berjanji untuk membunuh Ya'qub bila Ishaq telah meninggal. Mengetahui ancaman Esau, Ribka memerintahkan agar Ya'qub pergi menuju rumah saudara Ribka, Laban, yang ada di Mesopotamia.[9] Sebelum pergi, Ishaq mendoakan Ya'qub dan melarang Ya'qub memperistri wanita-wanita Palestina karena penduduk kawasan tersebut kebanyakan tidak beriman, sehingga Ishaq memerintahkan Ya'qub mencari istri dari keluarga besar Ibrahim yang ada di Mesopotamia. Setelahnya, Ya'qub pergi meninggalkan Palestina. Esau mendengar bahwa ayahnya tidak menyukai perempuan Palestina, padahal dia sendiri sudah memperistri dua orang perempuan Palestina, sehingga dia mencari istri lagi. Istri ketiga Esau adalah Mahalat, putri Isma'il.[11]

Saat dalam perjalanan menuju rumah pamannya, Ya'qub tidur di suatu tempat dengan berbantalkan batu. Di sana dia bermimpi melihat tangga melihat sebuah tangga yang tersusun antara bumi dan langit dan para malaikat naik turun tangga tersebut, kemudian Allah berfirman bahwa Ya'qub akan memiliki keturunan yang sangat banyak, memberkahinya, dan menyertainya selalu. Setelah bangun, Ya'qub menjadikan batu yang dia gunakan untuk alas kepala menjadi sebuah tugu dan menuangkan minyak di atasnya, kemudian menamai tempat itu Betel. Ya'qub juga bernazar apabila bisa kembali pulang ke rumah Ishaq dengan selamat, dia akan mendirikan rumah ibadah untuk Allah di tempat Ya'qub mendirikan tugu, juga akan memberikan sepersepuluh dari seluruh rezeki yang Allah karuniakan padanya.[13]

Ya'qub kemudian sampai dan tinggal di rumah Laban yang berada di Haran. Laban memiliki dua putri, yang sulung bernama Lea dan yang bungsu bernama Rahel. Ya'qub melamar Rahel dan Laban menerima pinangan tersebut dengan syarat Ya'qub mau bekerja menjadi penggembalanya selama tujuh tahun. Saat waktu tujuh tahun telah usai, diadakanlah pesta pernikahan dan Laban menikahkan Lea dengan Ya'qub. Di pagi harinya, barulah Ya'qub tersadar kalau dia tidak dinikahkan dengan Rahel, tetapi Lea, dan Ya'qub kemudian meminta penjelasan pamannya tersebut. Laban mengatakan kalau menikahkan anak yang muda padahal yang tua belum menikah bukanlah tradisi di tempat tersebut. Laban kemudian melanjutkan bahwa dia akan menikahkan Rahel dengan Ya'qub jika dia bersedia bekerja untuknya tujuh tahun lagi. Ya'qub menyanggupi dan akhirnya Rahel juga menjadi istri Ya'qub. Laban juga memberikan seorang budak perempuan bernama Zilpa sebagai pelayan Lea dan Bilha sebagai pelayan Rahel.[15]

Ya'qub lebih mencintai Rahel dari Lea, tetapi Rahel mandul. Di sisi lain, Lea melahirkan beberapa putra: Ruben, Simeon, Lewi, dan Yehuda.[17] Rahel merasa cemburu dengan kakaknya dan kemudian memberikan Bilha sebagai selir atau istri untuk Ya'qub. Tradisi seorang wanita memberikan budak perempuannya untuk dijadikan selir suaminya dapat disamakan dengan praktik ibu pengganti pada masa modern. Saat budak tersebut melahirkan, maka anaknya juga akan dianggap secara hukum sebagai anak sang nyonya. Bilha kemudian melahirkan dua orang putra: Dan dan Naftali. Lea kemudian menjadikan Zilpa sebagai selir atau istri Ya'qub. Zilpa kemudian melahirkan dua orang putra: Gad dan Asyer. Lea kemudian mengandung lagi dan melahirkan dua putra: Isakhar dan Zebulon. Lea juga melahirkan seorang putri bernama Dina. Setelahnya, barulah Rahel dapat hamil sendiri dan lahirlah seorang putra yang diberi nama Yusuf.[18]

Keberadaan Ya'qub menjadikan harta keluarga Laban diberkahi Allah sehingga hartanya menjadi berkembang pesat. Saat Ya'qub berencana kembali ke Palestina, Laban sebenarnya enggan melepaskannya. Ya'qub meminta upah dari pekerjaannya selama ini, yakni kambing-domba yang hitam, berbintik-bintik, dan belang-belang dari hewan ternak Laban. Laban menyetujuinya, tetapi anak-anak Laban kemudian mengambil hewan-hewan ternak dengan ciri-ciri seperti itu dan membawanya pergi sejauh perjalanan tiga hari, sedangkan hewan ternak yang tersisa dibiarkan dipelihara Ya'qub. Kemudian Ya'qub memotong dahan-dahan pohon muda dan mengupas sebagian kulitnya sehingga di dahan-dahan tersebut terbentuk pola belang-belang. Dahan-dahan itu kemudian diletakkan di tempat-tempat minum ternak tersebut karena mereka suka kawin saat hendak minum. Jika ternak-ternak itu kawin di depan dahan itu, maka anaknya juga akan menjadi belang-belang. Ya'qub meletakkan dahan-dahan itu hanya di depan hewan ternak yang kuat. Jadi hewan yang lahir berbintik atau berbelang dalam keadaan kuat dan semuanya menjadi milik Ya'qub, sedangkan yang lemah tetap menjadi milik Laban.[20] Peristiwa ini adalah mukjizat Ya'qub.

Ya'qub kembali ke Palestina bersama istri-istri dan anak-anaknya, para budak, dan hewan-hewan ternak. Ya'qub mengutus seseorang terlebih dahulu untuk menemui Esau, tetapi saat kembali, utusan tersebut menyatakan bahwa Esau sedang dalam perjalanan menemui Ya'qub diiringi empat ratus orang. Merasa takut, Ya'qub kemudian membagi kafilahnya menjadi dua rombongan, agar bila yang satu diserang, yang lain dapat selamat.[22]

Saat malam, Ya'qub menyeberangkan kafilahnya melewati sungai Yabok (diidentifikasikan dengan sungai Zarqa), meninggalkan Ya'qub seorang diri. Kemudian Ya'qub bergulat dengan seorang laki-laki tak dikenal dan laki-laki itu memukul sendi pangkal paha Ya'qub. Setelahnya, lelaki itu menanyakan nama Ya'qub dan Ya'qub menjawabnya. Lelaki itu melanjutkan bahwa nama Ya'qub sekarang adalah Israel. Itulah sebabnya keturunan Ya'qub kemudian disebut dengan Bani Israel. Ya'qub balik menanyakan nama lelaki tersebut, tetapi dia tidak menjawab dan pergi. Ya'qub kemudian tersadar bahwa lelaki itu sebenarnya adalah malaikat.[24]

Setelah kafilah Ya'qub melanjutkan perjalanan, mereka kemudian bertemu rombongan Esau. Ya'qub kemudian bersujud sebagai bentuk penghormatan dan Esau kemudian memeluk Ya'qub dan mereka saling bertangisan. Para istri, selir, dan anak-anak Ya'qub juga ikut memberikan sujud penghormatan. Ya'qub kemudian memberikan sebagian hewan ternaknya pada Esau sebagai hadiah. Awalnya Esau menolak, tetapi kemudian menerima setelah didesak Ya'qub berulang kali. Esau menawarkan untuk menemani kafilah Ya'qub, tetapi Ya'qub menolak tawaran tersebut karena anak-anaknya masih kecil dan ada hewan-hewan ternaknya yang masih menyusu sehingga mereka tidak bisa berjalan tergesa-gesa. Rombongan Esau dan Ya'qub kemudian berpisah. Ya'qub kemudian membeli tanah di Sikhem (sudah masuk kawasan Palestina) dan mendirikan kemah-kemahnya di sana.[26]

Di Palestina, Dina yang dalam perjalanan mengunjungi para perempuan di daerah tersebut kemudian diculik oleh Sikhem (namanya sama dengan nama kota) dan diperkosa. Sikhem kemudian justru jatuh cinta dengan Dina dan ingin menikahinya, maka ayah Sikhem yang merupakan pemimpin kawasan tersebut, Hemor, mengunjungi Ya'qub dan merundingkan kemungkinan keluarga mereka untuk berbesan. Namun anak-anak Ya'qub yang lain merasa sakit hati dengan perlakuan mereka pada Dina, tetapi kemudian mereka memberi syarat agar keluarga Hemor untuk berkhitan supaya Dina bisa dinikahkan dengan Sikhem. Berkhitan adalah tanda seseorang masuk dalam agama Ibrahim. Hemor sepakat dan dia menyuruh laki-laki dari keluarganya dan penduduk kota untuk berkhitan. Saat rasa sakit berkhitan masih terasa di antara penduduk, Simeon dan Lewi datang dan membunuh mereka semua, termasuk di antaranya adalah Sikhem dan Hemor, mengambil harta mereka, dan membawa Dina pulang.[28]

Setelahnya Allah memerintahkan kafilah Ya'qub ke Betel untuk tinggal di sana. Di Betel, Allah kembali berfirman padanya dan menjanjikan bahwa akan lahir raja-raja dari keturunannya dan negeri Palestina akan menjadi miliknya. Ya'qub kemudian mendirikan tugu di tempat tersebut, menyembelih hewan untuk kurban, dan menuangkan minyak di atasnya.[30] Beberapa tempat yang diidentifikasikan sebagai Betel adalah Beitin,[31] al-Bireh,[32] atau Baitul Maqdis (Darussalam).

Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan ke Hebron, rumah Ishaq. Di tengah perjalanan, Rahel melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian dinamai Benyamin. Namun persalinan tersebut sangat sulit dan Rahel kemudian meninggal. Dia dikuburkan di daerah dekat Bethlehem.[33]

Setelahnya, kafilah Ya'qub tiba di Hebron di kediaman Ishaq. Ishaq meninggal pada usia 180 tahun, kemudian Ya'qub dan Esau memakamkan ayah mereka di Gua Makhpela yang juga menjadi makam dari Ibrahim, Sarah, dan Ribka.[34] Ya'qub dan Esau diperkirakan berusia sekitar 120 tahun saat itu.

Suatu hari, Yusuf mengatakan pada Ya'qub bahwa dia bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan sujud kepadanya. Ya'qub kemudian berpesan agar tidak menceritakan mimpi itu pada saudara-saudaranya yang lain, kemudian menjelaskan bahwa dia akan dipilih Allah menjadi seorang nabi. Di sisi lain, putra-putra Ya'qub yang lain iri dengan Yusuf karena merasa ayah mereka lebih mencintai Yusuf dan Benyamin dibandingkan mereka. Mereka kemudian berencana membunuhnya, tetapi Ruben mengusulkan agar Yusuf jangan dibunuh, tetapi dibuang saja ke sumur agar dipungut kafilah yang lewat.[35]

Setelah sepakat, mereka membujuk Ya'qub agar memperbolehkan membawa Yusuf bermain. Awalnya Ya'qub merasa keberatan karena khawatir Yusuf akan diterkam serigala, meski akhirnya dia menyetujui rencana tersebut. Saat berhasil membawa Yusuf keluar, mereka melucuti baju Yusuf dan melumurinya dengan darah palsu, sementara Yusuf sendiri dibuang di dalam sumur. Saat itu Allah mewahyukan pada Yusuf, "Engkau kelak pasti akan menceritakan perbuatan ini kepada mereka, sedang mereka tidak menyadari." Kemudian putra-putra Ya'qub yang lain pulang ke rumah sambil menangis, memberikan pakaian Yusuf yang berlumuran darah, dan mengatakan kalau Yusuf dimakan serigala saat Yusuf mereka tinggal di belakang. Mendengar pengakuan mereka, Ya'qub hanya pasrah kepada Allah dan mengatakan, "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu, maka hanya bersabar itulah yang terbaik. Dan kepada Allah saja aku memohon pertolongan-Nya terhadap yang kamu ceritakan."[36]

Yusuf sendiri dipungut oleh musafir dan dibawa ke Mesir.[37] Setelah berbagai peristiwa yang dialami, Yusuf berhasil menafsirkan mimpi Raja mengenai akan datangnya masa kekeringan parah selama tujuh tahun. Yusuf kemudian diangkat menjadi orang dekat Raja dan bertugas mengurus persediaan pangan Mesir.[38] Saat kekeringan benar-benar terjadi, dampaknya terasa sampai Palestina. Ya'qub kemudian memerintahkan putra-putranya selain Benyamin agar berangkat ke Mesir untuk membeli persediaan gandum dari Mesir. Saat bertemu, mereka tidak mengenali Yusuf, tapi Yusuf mengenali mereka. Yusuf memberikan mereka gandum dan barang-barang mereka yang dijadikan alat tukar juga turut dimasukkan ke dalam karung. Yusuf juga berpesan agar mereka membawa saudara mereka yang lain jika ingin membeli gandum kembali ke Mesir, bila tidak, mereka diancam tidak akan mendapat jatah gandum lagi.[39]

Putra-putra Ya'qub menyampaikan pesan itu pada Ya'qub, tetapi Ya'qub tidak mempercayai mereka karena mereka sebelumnya juga tidak amanah dalam menjaga Yusuf. Setelah mereka membuka karung dan menemukan barang-barang mereka ada di sana, Ya'qub akhirnya luluh, tapi memaksa anaknya agar bersumpah untuk menjaga Benyamin.[40] Di kesempatan berikutnya, Benyamin ikut rombongan kakak-kakaknya ke Mesir. Namun saat pulang, piala raja ditemukan di karung Benyamin sehingga dia ditahan oleh Yusuf dan pihak berwenang. Putra-putra Ya'qub yang lain memohon untuk tetap memperbolehkan Benyamin ikut pulang dengan ganti salah satu dari mereka akan menggantikan posisi Benyamin, tapi Yusuf menolak usul itu. Akhirnya mereka kembali ke Palestina tanpa Benyamin dan itu membuat Ya'qub sangat bersedih.[41]

Meski demikian, Ya'qub tiba-tiba memerintahkan anak-anaknya untuk mencari kabar mengenai Benyamin, juga Yusuf yang sudah lama hilang. Saat kembali lagi ke Mesir, barulah Yusuf memberi tahu jati dirinya. Saudara-saudaranya kemudian mengaku bersalah atas tindakan mereka dulu, tetapi Yusuf memaafkan mereka. Setelahnya, Yusuf memberikan bajunya pada mereka untuk diusapkan ke wajah Ya'qub sehingga dia dapat kembali melihat. Saat rombongan mereka keluar Mesir, Ya'qub mengatakan bahwa dia mencium bau Yusuf, tetapi keluarganya tidak mempercayainya. Setelahnya, putra-putra Ya'qub kembali ke rumah dan Ya'qub kembali dapat melihat setelah baju Yusuf diusapkan ke wajahnya. Mereka juga memohon ampun kepada Ya'qub atas perbuatan mereka dan Ya'qub membalas bahwa dia akan memintakan ampun putra-putranya pada Allah. Setelahnya, keluarga besar Ya'qub hijrah dan tinggal di Mesir.[42] Alkitab menyebutkan bahwa saat hijrah ke Mesir, Ya'qub berusia 130 tahun.[43]

Baik Al-Qur'an dan Alkitab menyebutkan mengenai wasiat Ya'qub sebelum meninggal. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Ya'qub bertanya pada anak-anaknya, "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, yaitu Ibrahim, Isma'il, dan Ishaq, Tuhan Yang Maha Esa dan kami berserah diri kepada-Nya."[44]

Wasiat Ya'qub dalam Alkitab terkait peran dari keturunan anak-anaknya di masa mendatang, seperti keturunan Yehuda akan mewarisi tongkat kerajaan, keturunan Zebulon akan tinggal di tepi laut dan menjadi pangkalan kapal, keturunan Asyer akan memiliki makanan mewah berlimpah dan akan memberikan santapan raja-raja, dan keturunan Naftali akan dikaruniai anak-anak yang indah.[46]

Alkitab menjelaskan bahwa Ya'qub wafat pada usia 147 tahun.[47] Jenazahnya kemudian dirempah-rempahi selama empat puluh hari dan bangsa Mesir berkabung selama tujuh puluh hari. Setelahnya, jenazah Ya'qub diantar ke Palestina dan diiringi putra-putranya, para pegawai raja, dan para sesepuh istana. Penduduk Palestina yang melihat prosesi itu menyebutkan bahwa perkabungan orang Mesir amat riuh. Ya'qub kemudian dikebumikan di Gua Makhpela di Hebron, di tempat jenazah Sarah, Ibrahim, Ishaq, Ribka, dan Lea juga dikebumikan.[48] Setelah menjadi wilayah kekhalifahan, didirikanlah sebuah masjid di tempat itu yang bernama Masjid Ibrahimi.[50]

Ya'qub dipandang sebagai nabi dalam Islam. Meski namanya cukup banyak disebutkan bila dibandingkan nabi yang lain, kisahnya yang termaktub dalam Al-Qur'an hanyalah terkait kehidupan Yusuf dan wasiatnya. Bagian kehidupannya yang lain biasanya disadur dari sumber Yahudi dan Kristen. Dalam Al-Qur'an tidak dikisahkan mengenai Ya'qub yang berdakwah kepada kaum tertentu, tetapi disebutkan bahwa dia selalu mengingatkan manusia kepada negeri akhirat.[51]

Namanya dalam Al-Qur'an kerap dirangkaikan bersama Ibrahim dan Ishaq, juga dengan beberapa nabi yang lain, menegaskan kedudukannya sebagai nabi, orang saleh, dan sosok beriman yang diberi wahyu dan petunjuk oleh Allah.[44][52][53][54][55][56] Ya'qub juga dinyatakan memiliki kekuatan yang besar dan ilmu yang tinggi.[57] Disebutkan pula bahwa Allah menganugerahi kitab dan kenabian pada keturunannya.[58] Umat Islam juga diperintahkan untuk beriman kepada wahyu Allah, baik yang diturunkan kepada Muhammad maupun kepada nabi-nabi yang lain, di antaranya adalah Ya'qub, juga diperintahkan untuk tidak membeda-bedakan para nabi dan berserah diri kepada Allah.[59][60]

Umat Yahudi memandang Ya'qub sebagai nabi. Bersama Ibrahim dan Ishaq, nama Ya'qub juga disebutkan bersama dengan Tuhan, sebagaimana Tuhan dalam Yahudi disebut Elohei Abraham, Elohei Yitzchaq ve Elohei Ya`aqob (Tuhannya Abraham, Tuhannya Ishaq, dan Tuhannya Ya'qub) dan tidak pernah disebut Tuhannya yang lain.[61]

Dalam Tanakh disebutkan mengenai janji Allah bahwa Ya'qub akan memiliki keturunan yang sangat banyak[62] dan akan terlahir raja-raja dari keturunannya, juga negeri Palestina akan diberikan padanya dan keturunannya.[63]

Gereja Katolik memandang Ya'qub sebagai santo. Perayaan liturginya dirayakan oleh Gereja Katolik ritus Bizantium pada hari ahad kedua sebelum natal.[64]

Ayah — Ishaq. Putra Ibrahim dan Sarah.

Ibu — Ribka. Putri Betuel bin Nahor. Nahor adalah saudara Ibrahim.

Ya'qub juga disebut dengan Israel (bahasa Arab: اسرائيل, translit. Isrāīl, Ibrani: יִשְׂרָאֵל, Yiśrāʾēl) sehingga keturunannya disebut Bani Israel. Dua belas suku dalam Bani Israel didasarkan atas dua belas putra Ya'qub. Berikut anak-anak Ya'qub berdasarkan urutan kelahiran:

Umat Muslim meyakini bahwa telah banyak nabi diutus oleh

untuk umat manusia. Nabi-nabi ini disebutkan namanya dalam Al-Qur'an.

lima rasul yang mendapatkan gelar

Malaikat (serapan Arab: مَلَائِكَة‎‎, rumi: malā'ikah, bentuk jamak kata مَلَك‎ malak atau مَلَاك‎ malāk[1] yang bermaksud kekuatan) dalam Islam, merupakan makhluk-makhluk ciptaan Allah SWT yang dijadikan daripada cahaya lagi mulia dan terpelihara daripada maksiat. Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan dan perintah-perintah daripada Allah Yang Maha Berkuasa. Mereka tidak berjantina, tidak bersuami atau isteri, tidak beribu atau berbapa dan tidak beranak. Mereka tidak tidur dan tidak makan serta tidak minum. Mereka mampu menjelma dalam pelbagai bentuk rupa yang dikehendaki dengan izin Allah SWT. Sebagai contoh malaikat datang kepada kaum Nabi Luth menyerupai lelaki yang kacak[2]. Malaikat dikatakan mempunyai sayap dan mampu terbang dengan laju (sesuai dengan cahaya yang bergerak laju).

Umat Islam Muslim wajib beriman kepada malaikat dengan tafsil (تفصيل) dan ijmal (إجمال).

Beriman dengan tafsil adalah beriman akan setiap satu daripada mereka secara berasingan dan bukan mempercayai mereka itu sebagai satu (contoh: satu kumpulan) dan percaya yang tiap satunya adalah malaikat. Berikut adalah sepuluh malaikat yang wajib diketahui secara tafsil.

Di antara para malaikat yang wajib setiap orang Islam ketahui sebagai salah satu Rukun Iman adalah :-

Dari nama-nama malaikat di atas lebih tiga yang disebut dalam Al Qur'an, iaitu Jibril[6], Mikail[7], Malik[8], Raqib & Atid[9]. Sedangkan Israfil,Mungkar dan Nakir disebut dalam Hadits.

Nama Malaikat Maut, Izrail, tidak ditemui sumbernya baik dalam Al Quran mahupun Hadis. Kemungkinan nama malaikat Izrail didapat dari sumber Israiliyat. Dalam Al Quran, dia hanya disebut sebagai Malaikat Maut atau malakkul maut ( ملك موت)

Walaupun namanya hanya disebut dua kali dalam Al Quran, malaikat Jibril juga disebut di banyak tempat dalam Al-Quran dengan sebutan lain seperti Ruhul Qudus, Ruhul Amin & lain lain.

Selain dari sepuluh malaikat ini terdapat beberapa malaikat yang tidak diketahui berapa banyak bilangannya melainkan Allah SWT satu daripada mereka diberi nama Malaikat Zabaniah (زبانية) yang merupakan malaikat Allah SWT yang ditugaskan untuk membawa ahli neraka ke neraka & menyeksa mereka serta menyeksa & menangkap Iblis ketika ketibaan sakaratulmaut Iblis, umumnya malaikat Zabaniah diberikan tugas untuk melakukan azab-azab tertentu dengan perintah Allah SWT. Malaikat-malaikat juga diturunkan oleh Allah SWT ketika umat Islam berperang membantu tentera Islam sehingga tentera kafir gentar melihat bilangan tentera Islam yang banyak.

Beriman kepada malaikat yang ajmal ialah percaya akan wujudnya malaikat yang lain selain daripada sepuluh malaikat yang wajib diketahui tersebut dan wujudnya beberapa malaikat lain yang tidak diketahui berapa bilangannya melainkan Allah SWT.

Antara malaikat yang wajib diketahui secara ajmal ialah malaikat pemegang atau yang menanggung Arasy iaitu empat malaikat dan pada hari akhirat akan ditambah sebanyak empat lagi menjadikannya lapan malaikat penanggung arasy. Juga diketahui akan wujudnya malaikat penjaga manusia atau Hafzah. Berikut merupakan malaikat lain selain daripada 10 yang wajib diketahui ialah:

Dalam Islam, Iman kepada malaikat adalah salah satu Rukun Iman. Beriman kepada malaikat adalah percaya dan membenarkan dengan hati bahawa malaikat Allah benar-benar wujud. Malaikat bersifat ghaib, tidak dapat dilihat oleh mata kasar, tetapi dapat diketahui dan difahami secara majaz(metafora), seperti adanya wahyu yang diterima oleh para nabi dan rasul. Para nabi dan rasul menerima wahyu melalui perantara malaikat Allah.

Iman kepada malaikat merupakan Rukun Iman yang ke-2. Rukun Iman yang 6 merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, juga tidak dapat dipilih-pilih. Sehingga tidak disebut orang beriman jika tidak meyakini salah satu dari Rukum Iman.

Asal-usul kejadian Malaikat telah direkodkan dalam Hadith yang pernah diriwayatkan dalam Hadis Riwayat Muslim oleh Aisyah yang dilaporkan bahawa Muhammad bersabda

Walau bagaimanapun, jenis, sifat dan hakikat tersebut tidak diterangkan secara lanjut dalam mana-mana sumber yang lain.

Malaikat pula dijadikan dalam keadaan bersayap, sama ada dua, tiga ataupun lebih.[12] Kejadian tersebut juga dilengkapi dengan rupa yang cantik.[13] Walaupun begitu, setiap malaikat tidak mempunyai kejadian dan kedudukan yang sama. Setiap Malaikat mempunyai keistimewaan, tugas, dan kedudukan yang berbeza bergantung kepada kehendak Allah.[14][15]

Kejadian istimewa Malaikat juga menjadikan Malaikat sebagai makhluk yang tidak bernafsu. Maka, Malaikat tidak akan makan, minum,[16] bosan yang sentiasa mengabdikan diri kepada Allah.[17][18] Malaikat juga tidak berjantina iaitu bukan dari kalangan lelaki mahupun perempuan juga beranak-pinak.[19][20]

Terdapat banyak riwayat terutamanya Hadith yang memperihalkan besarnya saiz Malaikat. Kebanyakan saiz Malaikat dikisahkan dengan perbandingan saiz bumi, langit, jarak cahaya, jarak masa, antara timur dan barat, dan perbandingan lain yang berskala besar menunjukkan bahawa saiz sebenar Malaikat adalah jauh sangat besar berbanding saiz manusia.

Nabi Muhammad S.A.W pernah melihat rupa sebenar Malaikat Jibril sebanyak 2 kali, iaitu ketika peristiwa Israk dan Mikraj. Perkara ini diceritakan sendiri di dalam al-Quran:

(5) Wahyu itu (disampaikan dan) diajarkan kepadanya oleh (malaikat Jibril) yang amat kuat gagah, -(6) Lagi yang mempunyai kebijaksanaan; kemudian ia (malaikat Jibril) memperlihatkan dirinya (kepada Nabi Muhammad) dengan rupanya asal, -(7) Sedang ia (malaikat Jibril) berada di arah yang tinggi (di langit);(8) Kemudian ia (malaikat Jibril) mendekatkan dirinya (kepada Nabi Muhammad), lalu ia berjuntai sedikit demi sedikit,(9) Sehingga menjadilah jarak (di antaranya dengan Nabi Muhammad) sekadar dua hujung busaran panah, atau lebih dekat lagi;(10) Lalu Allah wahyukan kepada hambaNya (Muhammad, dengan perantaraan malaikat Jibril) apa yang telah diwahyukanNya........(13) Dan demi sesungguhnya! (Nabi Muhammad) telah melihat (malaikat Jibril, dalam bentuk rupanya yang asal) sekali lagi,(14) Di sisi "Sidratul-Muntaha";(15) Yang di sisinya terletak Syurga "Jannatul-Makwa".(16) (Nabi Muhammad melihat jibril dalam bentuk rupanya yang asal pada kali ini ialah) semasa " Sidratul Muntaha" itu diliputi oleh makhluk-makhluk dari alam-alam ghaib, yang tidak terhingga.(17) Penglihatan (Nabi Muhammad) tidak berkisar daripada menyaksikan dengan tepat (akan pemandangan yang indah di situ yang diizinkan melihatnya), dan tidak pula melampaui batas.(18) Demi sesungguhnya, ia telah melihat sebahagian dari sebesar-besar tanda-tanda (yang membuktikan luasnya pemerintahan dan kekuasaan) Tuhannya.

– al-Quran, Surah an-Najm, Ayat 5-9, 13-18

Ketika peristiwa Israk dan Mikraj itu, Rasulullah yang melihat Malaikat Jibril dalam keadaan rupanya yang sebenar lantas memuji Malaikat Jibril akan kehebatannya. Malaikat Jibril mempunyai 600 sayap, apabila dibuka satu sayap maka gelaplah seluruh bumi ini. Namun begitu, Malaikat Jibril mengatakan kepada Rasulullah bahawa jangan memujinya kerana Rasulullah masih belum melihat Malaikat lain yang lebih hebat kejadiannya. Lalu Rasulullah bertanya kepada Malaikat Jibril, jika masih ada Malaikat yang lebih hebat daripadanya?" Malaikat Jibril menjawab,

"Ya, ada. Malaikat Israfil mempunyai 1,200 sayap, yang satu sayapnya menyamai 600 sayap Malaikat Jibril."

Sesudah itu, Rasulullah bertanya lagi," Adakah Malaikat Israfil paling hebat?" Jawab Malaikat Jibril,

"Tidak, Malaikat yang memikul Arasy Allah. Malaikat ini mempunyai 2,400 sayap yang satu sayapnya menyamai 1,200 sayap Malaikat Israfil".

Salah satu riwayat memperihalkan pula tentang saiz Malaikat pemikul Arasy itu.

"Telah diizinkan bagiku untuk menceritakan tentang seorang malaikat di antara malaikat-malaikat pemikul Arasy. Sesungguhnya apa yang ada di antara dua cuping telinganya sampai ke bahunya adalah sejauh perjalanan 700 tahun (dalam riwayat lain, 700 tahun burung terbang dengan laju)."

Malaikat telah lama wujud atau diciptakan sebelum kewujudan Adam sebagai manusia pertama. Malah, malaikat juga yang dipertanggungjawabkan oleh Allah untuk mengambil tanah di bumi untuk dijadikan acuan kepada penciptaan Adam. Malaikat pertama yang diutuskan Allah untuk mengambil tanah adalah Jibril kemudian Mikail namun kedua-duanya gagal dan pulang ke hadrat Allah kerana tanah menangis memohon agar tidak mengambil mereka sebaliknya mengambil bahan-bahan lain untuk dijadikan manusia. Kemudian Allah mengutus Izrail,dengan taat dan tanpa menghiraukan tangisan tanah, maka Izrail merentap mereka dan membawanya kepada Allah. Sempena peristiwa ini Allah telah melantik Izrail sebagai malaikat pencabut nyawa-"Malaikatul Maut". Tugas ini ditolak Izrail kerana sekiranya manusia akan mengutuk serta membencinya namun Allah memberi jaminan kepada Izrail dengan menjadikan setiap maut pasti ada penyebabnya agar Izrail tidak dipersalahkan.

Terdapat sangkaan Yang salah bahawa iblis itu ketua bagi para Malaikat. Hakikatnya, iblis dan Malaikat adalah makhluk ciptaan yang berbeza. Malaikat sentiasa taat pada Allah manakala iblis ingkar perintah Allah.

Malaikat (bahasa Arab: المَلَائِكَة (jamak); tunggal: المَلَك atau المَلْأَك) menurut agama Islam adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah tidak makan dan tidak minum dan juga tidak mempunyai nafsu seperti manusia. Malaikat merupakan makhluk yang selalu taat kepada Allah dan tidak pernah membangkang kepadaNya. Malaikat selalu beribadah kepada Allah tiada henti dan mereka senang mencari dan mengelilingi majlis dzikir. Malaikat mempunyai kemampuan yang diberikan oleh Allah yaitu mereka dapat mengubah bentuknya seperti manusia. Malaikat makhluk surgawi yang diciptakan oleh Allah (Islam) dari cahaya untuk melakukan tugas-tugas tertentu yang diberikan kepadanya. Malaikat diciptakan oleh Allah dari cahaya (nur) berdasarkan hadist nabi Muhammad, “Malaikat telah diciptakan dari cahaya (Kemendikbud, 2013:91)”[1][2].

Meyakini keberadaan malaikat merupakan salah satu dari enam Rukun iman dalam Islam, tepatnya rukun iman yang kedua.[3] Percaya kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat, walaupun tidak terlihat, dan meyakini bahwa mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah. Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya serta tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya.

Walaupun pada dasarnya manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka malaikat dapat dilihat oleh manusia. Hal ini biasanya terjadi pada para nabi dan rasul. Malaikat selalu menampakkan diri dalam wujud laki-laki kepada para nabi dan rasul, seperti terjadi kepada Nabi Ibrahim.

Dalam bahasa arab, kata "malaikat atau malaikah" (ملائكة) adalah bentuk jamak atau plural. Bentuk tunggalnya adalah "malak" (ملك). Asal dari kata malak yaitu dari kata "alaka ya’luku alukatan" (ألك – يألك – ألوكة), artinya mengirim pesan atau mengutus, bentuk masdar(infinitif) mim-nya adalah ma’lak (مألك) yang artinya utusan.

Ada juga yang mengatakan, asalnya dari kata "la’aka yal’aku" (لأك – يلأك), yang juga memiliki arti mengirim atau mengutus. Sehingga bentuk masdar(infinitif) mim-nya adalah mal’ak (ملأك), yang berarti utusan.

Karena sulit diucapkan, hamzah yang terdapat di tengah harus dibuang kemudian harakat fathah dari huruf hamzah tersebut diberikan kepada huruf lam sehingga menjadi malak (ملك). Oleh sebab itu hamzah ini akan muncul lagi dalam bentuk jamaknya yakni mala’ikah (ملائكة).

Kata mal’ak dalam bahasa Ibrani diucapkan dengan lafal mal’akh (מלאך) yang juga berarti "utusan". Bunyi huruf kaf dalam bahasa Ibrani lebih condong ke bunyi H serak, sementara dalam bahasa arab bunyi huruf Kaf cenderung lebih ke bunyi K namun dengan akhiran bocor seperti H sehingga terdengar "Ak*h".

Di antara para malaikat yang wajib setiap orang Islam ketahui sebagai salah satu Rukun Iman, berdasarkan Al Qur'an, hadits dan kitab-kitab. Nama (panggilan) beserta tugas-tugas mereka adalah sebagai berikut:

Nama Malaikat Maut dikatakan Izrail, tidak ditemukan sumbernya baik dalam Al Quran maupun Hadits. Kemungkinan nama malaikat Izrail didapat dari sumber Israiliyat. Dalam Al Qur'an dia hanya disebut Malak al-Maut atau Malaikat Maut.

Malaikat Jibril, walau namanya hanya disebut dua kali dalam Al Qur'an, ia juga disebut di banyak tempat dalam Al Qur'an dengan sebutan lain seperti Ruh al-Qudus, Ruh al-Amin dan lainnya.

Dari nama-nama malaikat di atas ada beberapa yang disebut namanya secara spesifik di dalam Al Qur'an, yaitu Jibril (Al Baqarah 2:97,98 dan At Tahrim 66:4), Mikail (Al Baqarah 2:98) dan Malik (Al-Hujurat) dan lain-lain. Sedangkan Israfil, Munkar dan Nakir disebut dalam Hadits.

Wujud para malaikat telah dijabarkan di dalam Al Qur'an; ada yang memiliki sayap sebanyak 2, 3 dan 4. surah Faathir 35:1 yang berbunyi:

Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Kemudian, dalam beberapa hadits dikatakan bahwa Jibril memiliki 600 sayap, Israfil memiliki 1200 sayap, di mana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril dan yang terakhir dikatakan bahwa Hamalat al-'Arsy memiliki 2400 sayap di mana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil.

Wujud malaikat mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata manusia tercipta dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk[86] tidak akan mampu melihat wujud dari malaikat yang asalnya terdiri dari cahaya. Hanya Nabi Muhammad ﷺ yang mampu melihat wujud asli malaikat bahkan sampai dua kali.[87]

Mereka tidak bertambah tua ataupun bertambah muda, keadaan mereka sekarang sama persis ketika mereka diciptakan. Dalam ajaran Islam, ibadah manusia dan jin lebih disukai oleh Allah dibandingkan ibadah para malaikat, karena manusia dan jin bisa menentukan pilihannya sendiri berbeda dengan malaikat yang tidak memiliki pilihan lain. Malaikat mengemban tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam semesta. Mereka dapat melintasi alam semesta secepat kilat atau bahkan lebih cepat lagi. Mereka tidak berjenis lelaki atau perempuan dan tidak berkeluarga.

Pertemuan Muhammad dengan beberapa malaikat penting dalam perjalanannya melalui bidang surgawi, memainkan peran utama dalam narasi versi Ibn Abbas.[88][89] Banyak cendekiawan seperti Al-Tha`labi menarik penafsiran mereka di atas narasi ini, namun tidak dapat menghasilkan angelologi yang mapan yang dikenal dalam agama Kristen.

Sifat-sifat malaikat yang diyakini oleh umat Islam adalah sebagai berikut:

Malaikat tidak pernah lelah dalam melaksanakan apa-apa yang diperintahkan kepada mereka. Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan oleh manusia, dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh panca indra, kecuali jika malaikat menampakkan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia. Ada pengecualian terhadap kisah Muhammad yang pernah bertemu dengan Jibril dengan menampakkan wujud aslinya, penampakkan yang ditunjukkan kepada Muhammad ini sebanyak 2 kali, yaitu pada saat menerima wahyu dan Isra dan Mi'raj.

Beberapa nabi dan rasul telah di tampakkan wujud malaikat yang berubah menjadi manusia, seperti dalam kisah Ibrahim, Luth, Maryam, Muhammad dan lainnya.

Berbeda dengan ajaran Kristen dan Yahudi, Islam tidak mengenal istilah "Malaikat Yang Terjatuh" (Fallen Angel). Azazil yang kemudian mendapatkan julukan Iblis, adalah nenek moyang Jin, seperti Adam nenek moyang Manusia. Jin adalah makhluk yang dicipta oleh Allah dari 'api yang tidak berasap', sedang malaikat dicipta dari cahaya.

Menurut syariat Islam ada beberapa tempat di mana para malaikat tidak akan mendatangi tempat (rumah) tersebut dan ada pendapat lain yang mengatakan adanya pengecualian terhadap malaikat-malaikat tertentu yang tetap akan mengunjungi tempat-tempat tersebut. Pendapat ini telah disampaikan oleh Ibnu Wadhoh, Imam Al-Khothobi, dan yang lainnya. Tempat atau rumah yang tidak dimasuki oleh malaikat itu di antara lain adalah:

Kesemuanya itu berdasarkan dalil dari hadits shahih yang dicatat oleh para Imam, di antaranya adalah Ahmad, Bukhari, Tirmidzy, Muslim, dan lainnya. Tidak sedikit nash hadits yang menyatakan bahwa malaikat rahmat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan pahala pemilik anjing akan susut atau berkurang.[106]

Malaikat Rahmat pun tidak akan mendampingi suatu kaum yang terdiri atas orang-orang yang berteman dengan (memelihara) anjing.[107]

Iblis (bahasa Arab: إبليس, iblīs) adalah pemimpin syetan dalam ajaran Islam, yaitu makluk yang penuh ego dan nafsu yang berlebihan. Menurut Al- Qur'an , Iblis diusir dari surga , setelah dia menolak bersujud di hadapan Adam .

Iblis diberikan penangguhan umur hingga kiamat sampai pada tiupan sangkakala pertama. Sebagaimana terdapat dalam [1]

Kisah ini terjadi pada masa zaman Nabi Yahya as. Pada suatu ketika, Nabi Yahya as meminta Iblis agar menunjukkan wujud aslinya.

Iblis pun menurutinya dengan syarat tak akan ada seorang pun yang melihatnya kecuali Nabi Yahya as. Akhirnya iblis pun datang menemui Nabi Yahya as keesokan harinya sesuai dengan kesepakatan.

Iblis menampakkan wujud aslinya dengan wajah yang sangat buruk.

Dalam satu kitab Ghawr Al Umur buah karya Al-Hakin At-Tirmidzi dikisahkan bahwa pada suatu saat iblis laknatullah mendatangi para nabi. Iblis mendatangi semua nabi mulai dari Nabi Nuh as hingga Nabi Isa as.

Hanya saja, dari nabi-nabi yang ditemui oleh iblis, tidak ada nabi yang paling banyak dan paling enak diajak bicara kecuali Nabi Yahya as.

Begitu iblis menemui Nabi Yahya as, Nabi Yahya as langsung saja membentak iblis dan memintanya untuk menunjukkan wujud aslinya.

“Hai Abu Murah (julukan iblis karena iblis terputus dari segala kebaikan), aku ingin minta satu hal padamu dan aku harap kamu tidak menolaknya,” kata Nabi Yahya as.

“Ya, aku akan bersedia melakukan untukmu wahai Nabiyullah, apa yang harus aku lakukan,” jawab iblis. Permintaan Nabi Yahya as

“Aku ingin kamu memperlihatkan bentuk dan rupa aslimu serta menunjukkan bentuk dan berbagai perangkap yang kamu pergunakan untuk membinasakan dan mencelakakan manusia,” pinta Nabi Yahya as.

Mendengar permintaan tersebut, iblis berkata, “Wahai Nabiyullah, permintaanmu sungguh sesuatu yang berat. Permintaanmu membuatku berada dalam kesulitan yang besar. Namun, aku tidak bisa menolak permintaanmu. Hanya saja, jangan sampai ada orang lain bersamamu yang melihat.”

Dan akhirnya terjadilah kesepakatan di antara keduanya untuk melakukan pertemuan pada keesokan harinya. Setelah tiba pada waktu yang telah dijanjikan, iblis pun muncul di hadapan Nabi Yahya As.

Seketika itu juga, iblis langsung berubah bentuk menjadi makhluk yang mirip dengan hewan yang jelek dan menakutkan.

Bentuk fisiknya seperti babi, wajahnya seperti kera dan matanya memanjang sama seperti mulutnya. Iblis tidak memiliki janggut, rambut di kepalanya jarang dan mengarah ke atas.

Iblis memiliki empat buah tangan, dua tangan di bahunya dan dua lagi di keningnya. Jari-jarinya ada enam, hidungnya menghadap ke atas. Iblis juga memiliki belalai, pincang dan mempunyai sayap.

Di atasnya ada berhala Majusi. Lalu di sekitar bajunya ada enam jenis minuman yang warnanya beraneka ragam.

Di tangannya ada lonceng besar. Di atas kepalanya terdapat telur yang ditengahnya ada besi panjang. Iblis Enggan Bersujud

Beberapa saat lamanya Nabi Yahya as terkejut melihat wujud asli iblis.

Kemudian Nabi Yahya as berkata, “Hai Abu Murah, jawablah beberapa hal yang ingin aku tanyakan kepadamu, kenapa bentukmu sangat buruk dan jelek?”

“Wahai Nabiyullah, ini semua karena nenek moyangmu Nabi Adam as,” jawab iblis.

“Tadinya aku ini berasal dari golongan malaikat yang mulia. Aku tidak pernah mengangkat kepalaku dan sujud yang selalu aku lakukan selama 400.000 tahun lamanya. Namun aku melanggar perintah Tuhan dengan tidak mau bersujud kepada Nabi Adam as. Allah SWT pun murka kepadaku dan melaknatiku.

“Sejak saat itu, akupun berubah dari bentuk malaikat ke bentuk setan seperti ini. Padahal, tadinya di antara malaikat-malaikat, tidak ada yang rupanya lebih bagus dariku. Tapi sekarang lihatlah aku, sekarang aku berubah menjadi buruk rupa dan jelek seperti yang Anda lihat,” jelas iblis yang mengungkapkan jati dirinya kepada Nabi Yahya as.

Itulah iblis, ciri-ciri fisiknya dan alasan kenapa rupanya sekarang menjadi sangat jelek.

Iblis dari golongan Jin, ia anak keturunan dari Al Jin yaitu Abu Ja'an Bapak seluruh Jin / Banu Jaan, tubuhnya dari Inti api ruhnya dari cahaya, ia dapat terbang kelangit dunia yang dikehendaki, sampai ia diperintahkan turun kebumi, berkembang-biak dan meninggal. Sampai 4 generasi lahirnya iblis terciptalah 8 kerajaan di bumi yang saling berperang dan 1 kerajaan di surga pada zamannya.

Ibnu Abbas Ra. meriwayatkan, jin pertama yang diciptakan oleh Allah SWT bernama Samum. Ia adalah ayah jin, tercipta dari nyala api neraka.

Selepas menciptakan Samum, Allah memberikan pengajuan harapan. Samum pun berharap agar bisa melihat namun tak bisa terlihat. Ia juga meminta bisa menghilang di dalam air juga tetap menjadi muda.

Allah SWT mengabulkan harapan Samum. Jin Samum dan keturunannya akhirnya menjadi mahluk yang tak kasatmata. Mereka yang meninggal karena tua pun hidup kembali menjadi muda.

Salah satu kutipan Al Quran yang cukup detail mengenai asal mula kisah Adam dan Iblis terdapat dalam sebagai berikut: [2] [3]

Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhkanlah aku sampai pada hari mereka dibangkitkan". Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)". Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.

Allah berfirman: "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan". Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya. (Shaad 38:71-85)

Sejak penciptaan manusia Adam, Iblis diperintahkan Allah untuk bersujud kepadanya, namun Iblis tidak mau sujud kepadanya. Oleh karena itu, Iblis dikeluarkan oleh Tuhan dari Surga dan menjadi mahluk yang terkutuk.

Al Jin adalah Moyangnya Iblis, ketika Iblis diperintahkan Oleh Allah bertemu dengan Nabi SAW, Jibril mendatanginya mengancam dan menyuruh dengan perkataan yang sebenar-benarnya dan ia berujud lelaki lalu menemuinya didepan para sahabat yang di ridhoi oleh Allah SWT sesuai hadist, sepenggal perkataan iblis ialah mempunyai 70.000 anak, masing - masing keturunan mempunyai 70.000 keturunan pula sebagian nama namanya yaitu: Al syabru bin Iblis, tugasnya menghapus kesabaran dll. Al anwar bin Iblis, tugasnya mesum dan perzinahan. Al saud bin Iblis, tugasnya bagian hoax, isu pemberitaan dan kebohongan. Al dasim bin Iblis tugasnya merusak hubungan perkawinan. Az zalanbur bin Iblis tugasnya jadi preman pasar. Al walhan bin Iblis tugasnya menggangu urusan bersuci dan was was. Al kanzab bin Iblis tugasnya mengganggu shalat khusu wal khudu.

Iblis diberikan penangguhan umur hingga kiamat pada tiupan sangkakala pertama, terdapat pada Al-Qur'an surah Al-Hijr:

Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan. Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan. (Al Hijr 15:36-38)

Dalam hadits Shahih Muslim, dikatakan bahwa Iblis sekarang berada di tengah lautan (air)[4][5] yang dikelilingi oleh beberapa ular.[6] Dari sanalah ia mengendalikan seluruh aktivitas penyesatan terhadap umat manusia. Markas besar iblis berada di tengah-tengah samudra, mereka memilih lautan karena luasnya yang mencapai tiga perempat dari luas bumi. Iblis membangun kerajaannya di laut dengan tujuan untuk menandingi Arasy (singgasana) Allah yang berada di atas air di langit ke tujuh.

Sedangkan dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dikisahkan Iblis dan keturunannya akan tinggal dan berkumpul di kakus, pasar, tempat berpesta, tempat hiburan dan tempat maksiat.[7]

Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa ketika para penghuni neraka sudah sampai di neraka, di situ disediakan sebuah mimbar, pakaian, mahkota dan tali untuk mengikat Iblis, yang kesemuanya itu terbuat dari api.

Kemudian ada suara yang memerintahkan Iblis untuk naik ke mimbar: “Wahai Iblis, naiklah kamu ke atas mimbar dan berbicaralah kamu kepada penghuni neraka.”

Maka dia pun naik ke mimbar dan berkata: “Wahai para penghuni neraka.”

Semua orang yang berada dalam neraka mendengar ucapannya dan memandang ke arah pemimpin mereka itu.

“Wahai orang-orang yang kafir dan orang-orang munafiq, sesungguhnya Allah SWT telah menjanjikan kepadamu dengan janji yang benar bahwa kamu semua mati lalu akan dihimpun dan dihisab menjadi dua kumpulan. Satu kumpulan ke surga dan satu kumpulan ke neraka Sa’ir.”

Iblis berkata lagi: “Kalian semua menyangka bahwa kalian semua tidak akan meninggalkan dunia bahkan kamu semua menyangka akan tetap berada di dunia. Tidaklah ada bagiku kekuasaan di atasmu melainkan aku hanya mengganggu kalian semua.”

“Akhirnya kalian semua mengikuti aku, maka dosa itu untuk kamu. Oleh itu janganlah kamu mengumpat aku, mencaci aku, sebaliknya umpatlah dari kamu sendiri, karena sesungguhnya kamu sendirilah yang lebih berhak mengumpat daripada aku yang mengumpat...”

“Mengapakah kamu tidak mau menyembah Allah SWT? Sedangkan Dia yang menciptakan segala sesuatunya...”

“Hari ini aku tidak dapat menyelamatkan kamu semua dari siksa Allah, dan kamu juga tidak akan dapat menyelamatkan aku. Sesungguhnya pada hari aku telah terlepas dari apa yang telah aku katakan kepada kamu, sesungguhnya aku diusir dan ditolak dari keharibaan Tuhan.”

Setelah ahli neraka mendengar kata-kata Iblis itu, lalu mereka melaknati Iblis. Setelah itu Iblis dipukul oleh Malaikat Zabaniah dengan tombak yang terbuat dari api dan jatuhlah dia ke dasar Neraka yang paling bawah, dia kekal selama-lamanya bersama-sama dengan orang-orang yang menjadi pengikutnya.

Malaikat Zabaniah lalu berkata kepada Iblis dan pengikutnya: “Tidak ada kematian bagi kamu semua dan tidak ada pula bagimu kesenangan, kamu kekal di Neraka untuk selama-lamanya.”

Iblis awalnya tinggal di surga. Ia dikenal sebagai ahli ibadah yang luar biasa hingga diberi nama Azazil Al-Harits.

Karena Arogan terhadap Nabi Adam AS, ia diusir dari surga dan menjadi makhluk terlaknat.

Ia pun memohon kepada Allah agar umurnya ditangguhkan sampai Kiamat.[8]

Permohonan Iblis itu dikabulkan Allah dan ia hidup sampai tiupan sangkakala membangkitkan manusia dari kubur. Saat Isrofil meniup sangkakala pertama.

Berikut detik-detik kematian Iblis laknatullah 'alaih terjadi saat Hari Kiamat tiba. Dunia saat itu tidak terisi lagi oleh manusia, jin, maupun setan.

Yang tersisa okeh Allah hanya hanya para Malaikat.

Kemudian Allah berkata: "Hai Izroil (Malaikat Maut). Sesungguhnya Aku telah menciptakan para Malaikat pembantu untukmu yang banyaknya sama dengan banyaknya makhluk-makhluk awal dan akhir. Aku juga telah memberimu kekuatan seluruh penduduk langit dan bumi. Kini, Aku titahkan kemurkaan-Ku untukmu. Turunlah dengan atas nama kemurkaan-Ku dan siksaan-Ku dan temuilah Iblis."

"Beri ia rasa kematian dan timpakan atasnya kepahitan kematian makhluk-makhluk awal dan akhir dari golongan manusia jin dengan kepahitan yang berlipat ganda. Turunlah bersama 70.000 Malaikat Zabaniah yang masing-masing dari mereka membawa rantai dari Neraka Ladzo." Demikian perintah Allah.

Setelah itu, Malaikat Maut memanggil Malaikat Malik dan memerintahnya membukakan pintu-pintu neraka.

Setelah mendapatkan titah dari Allah, Malaikat Maut turun dengan wujud mengerikan. Andaikan seluruh penduduk langit dan bumi melihatnya niscaya mereka langsung mati.

Ia akhirnya sampai di hadapan Iblis. Malaikat Maut menangkap dan menawannya. Tiba-tiba Iblis berteriak keras dengan teriakan yang andaikan seluruh penduduk langit dan bumi mendengarnya niscaya mereka langsung mati.

Malaikat Maut berkata kepada Iblis : "Hai makhluk yang menjijikkan. Berapa lama usia kamu hidup? Berapa lama waktu yang kamu gunakan untuk menyesatkan makhluk?"

Mendengar itu, Iblis melepaskan diri dan lari ke segala penjuru, tetapi tiba-tiba Malaikat Maut selalu berada di sampingnya. Tak henti-hentinya Iblis melarikan diri sampai dekat kuburan Nabi Adam AS dan berkata: "Hai Adam. Gara-gara kamu-lah aku menjadi makhluk yang terkutuk, terlaknat, dan tertolak."

Iblis Mengalami Siksaan Menyakitkan

Iblis berkata kepada Malaikat Maut: "Hai Malaikat Maut. Gelas apa yang akan kamu gunakan untuk meminumiku? Siksaan apa yang akan kamu timpakan atasku saat mencabut ruhku?"

Malaikat Maut menjawab: "Dengan gelas dari Neraka Ladzo dan Sa'ir." Bertubi-tubi siksaan ditimpakan atas Iblis. Ia berulang jatuh bangun di tanah sampai akhirnya ia sampai di tempat di mana ia diturunkan dan dilaknat.

Di situlah tempat eksekusi Iblis. Malaikat Zabaniah yang ikut turun bersama Malaikat Maut melempari dan menembaki Iblis dengan panah. Kemudian mereka memegang dan menawannya.

Dengan kondisi tak berdaya di bawah pegangan serta tawanan Zabaniah, Iblis ditembaki panah kembali hingga akhirnya sekarat mati. Masya Allah, hanya kepada Allah kita semua kembali.

Setelah iblis mati, Allah memerintahkan Malaikat Maut mencabut seluruh nyawa Malaikat itu.

Setelah itu, Allah berkata kepadanya: "Hai Malaikat Maut. Apakah kamu belum mendengar Firman-Ku, 'Segala makhluk yang bernyawa pasti akan merasakan kematian.' Kamu adalah salah satu makhluk dari sekian makhluk-makhluk-Ku. Kini, giliranmu kamu."

Akhirnya malaikat maut mencabut nyawanya sendiri.

Hanya Allah-lah yang kekal abadi.

Lalu Allah membangkitkan

Dalam Kekristenan aliran utama, iblis adalah malaikat yang jatuh yang memberontak melawan Allah. Iblis sering kali diidentifikasi sebagai ular di Taman Eden, yang perbuatannya membuat munculnya dua doktrin Kristen: Dosa Asal dan penghapusannya, Pengampunan Yesus Kristus. Iblis juga diidentifikasi sebagai pencoba Ayub, pencoba dalam Injil, Lewiatan dan naga dalam Kitab Wahyu.

Iblis awalnya bukan ciptaan yang jahat, sebab semua yang diciptakan Tuhan itu baik adanya. Sebagaimana manusia, Iblis juga mempunyai kehendak bebas. Dan ternyata dia menggunakan kehendak bebas itu secara salah, karena ingin menjadi sama seperti Tuhan sendiri, sehingga jatuhlah Iblis ke dalam dosa. Dalam bahasa Latin, nama iblis ini disebut sebagai "Lucifer".

Bagi banyak orang asal mula dosa dan alasan keberadaannya merupakan suatu sumber kebingungan besar. Mereka melihat pekerjaan si jahat dengan akibat-akibatnya, bencana dan kehancuran yang mengerikan, dan mereka bertanya-tanya bagaimana semua ini bisa terjadi di bawah pemerintahan dan kedaulatan Allah yang tak terbatas dalam hikmat, dalam kuasa, dan dalam kasih. Dan awal mula dosa terjadi menurut Alkitab jauh sebelum Bumi beserta isinya dan Manusia diciptakan.[butuh rujukan] Tidak ada yang lebih jelas diajarkan di dalam Alkitab selain bahwa Allah dalam hal apapun tidak bertanggung jawab bagi masuknya dosa; bahwa tidak ada penarikan sewenang-wenang rahmat Ilahi, tidak ada kekurangan dalam pemerintahan Ilahi yang memberikan kesempatan timbulnya pemberontakan.[butuh rujukan]

Kejahatan adalah tindakan melawan hukum Allah, suatu pelanggaran yang dilahirkan akibat memanjakan dosa. Sebelum masuknya kejahatan, damai dan kesukaan memenuhi alam semesta. Semuanya selaras dengan kehendak Pencipta.

Sebelum kejatuhannya ke dalam dosa, Lucifer adalah yang terutama dari para Kerub yang berjaga.[butuh rujukan] Kerub yang suci dan yang tidak bercacat cela.

(Yehezkiel 28:12–15).

Sebenarnya Lucifer bisa saja tetap berkenan kepada kepada Allah dikasihi dan dihormati oleh seluruh Malaikat Surga, dan menjalankan kuasanya yang mulia untuk memberkati yang lain-lain serta memuliakan PenciptaNya.

Kejahatan awal yang dilakukan oleh Lucifer adalah ingin, Melanggar batas kewenangannya....Sedikit demi sedikit Lucifer memanjakan suatu keinginan untuk meninggikan diri sendiri.[butuh rujukan]

Gelar Iblis adalah sebuah julukan atau nama pemberian kepada Lucifer yang ada di Alkitab. Berikut ini adalah nama atau julukan lain dari Satan atau Iblis:

Iblis juga sering disebut Lucifer. Kata Lucifer tidak ada dalam Alkitab bahasa Indonesia karena sudah diterjemahkan sebagai Bintang Timur, Putra Fajar.

Kerajaan Iblis adalah suatu pemerintahan dalam tatanan organisasi yang didirikan oleh Lucifer di bumi, sebagai perlawanan/pemberontakan terhadap Kerajaan Surga. Dalam menjalankan pemerintahannya Iblis memiliki suatu tatanan organisasi (Efesus 6:12), yaitu:

Misi Iblis adalah tujuan yang menjadi pekerjaan Iblis terhadap waktu singkat yang diberikan Allah dalam keberadaanya di dunia ini, menurut sumber Alkitab:

Awal Pemberontakan di Surga adalah awal pertama kali Iblis mengungkapkan pendakwaan atas ketidakpuasan akan pemerintahan dan hukum Allah. Dakwaan Lucifer kepada Mesias yang adalah Penguasa Surga yang diakui, serta memiliki satu kuasa dan wewenang dengan Allah yang dikarenakan dalam semua konsultasi Allah, Mesias selalu turut di dalamnya, sementara Lucifer tidak diizinkan untuk ikut dalam maksud-maksud Ilahi.[butuh rujukan]

Pemerintahan Allah bukan saja atas penduduk surga, tetapi atas semua dunia-dunia yang dijadikanNya; dan Setan berpikir bahwa jika ia dapat membawa malaikat-malaikat surga bersamanya memberontak, maka ia juga dapat membawa dunia-dunia lain bersamanya. Dengan liciknya ia menggunakan argumentasi palsu dan penipuan untuk mencapai tujuan-tujuannya.[butuh rujukan]

Untuk menangani dosa, Allah hanya dapat menggunakan keadilan dan kebenaran. Sedangkan Lucifer menggunakan apa yang Allah tidak mau gunakan yaitu sanjungan yang berlebihan dan penipuan atau kecurangan. Lucifer memalsukan firman Allah dan telah menyalah-tafsirkan rencana pemerintahan Allah di hadapan malaikat-malaikat dengan mengatakan bahwa Allah tidak adil dalam memberikan hukum-hukum dan peraturan-peraturan atas penghuni surga. Seluruh alam semesta harus melihat penipu itu dibuka kedoknya, sampai ia diputuskan tidak boleh lagi tinggal di surga, Allah tidak membinasakan Lucifer dan Setan (malaikat-malaikat yang jatuh).Oleh karena pelayanan kasih saja yang berkenan kepada Allah, maka kesetiaan mahluk-mahluk ciptaanNya harus didasarkan atas keyakinan kepada keadilan dan kebajikanNya, sebab apabila Lucifer dan Setan segera dihapuskan keberadaannya, maka seluruh alam semesta akan memuliakan Allah dengan ketakutan, bukan dengan cinta dan kasih.[butuh rujukan]

Allah membiarkan Lucifer dan Setan mengembangkan prinsip-prinsipnya dengan lebih sempurna, agar dakwaannya kepada pemerintahan Allah dapat dilihat dalam terangnya yang benar oleh semua mahluk ciptaan - bahwa keadilan dan kemurahan Allah serta keteguhan hukumNya - tidak akan dipertanyakan lagi selama-lamanya.[butuh rujukan]

Pertentangan/Pertarungan Besar di Surga adalah perlawanan yang dilakukan Lucifer yang didukung para malaikat-malaikat jahat (Setan) atas segala hasil dakwaannya yang berujung pada teguran Mesias terhadapnya.[butuh rujukan]

Permusuhan antara Manusia dan Setan adalah peristiwa dimana Adam dan Hawa melakukan pelanggaran akan firman dan hukum Allah agar tidak memakan buah terlarang. Ditenggarai oleh penggodaan Iblis (menyamar sebagai ular) terhadap Hawa untuk membangkitkan rasa ingin Hawa untuk sama seperti Allah dalam pengetahuan yang baik dan yang jahat. Sehingga Allah menurunkan firman, yang tertulis di dalam Alkitab (dalam Kitab Kejadian pasal 3):

Pada waktu manusia melanggar hukum Ilahi, maka sifat alamiahnya menjadi jahat, dan menjadi tidak berbeda dengan Iblis atau Setan yang condong untuk berbuat dosa. Secara alamiah, tidak ada lagi pertentangan antara manusia yang berdosa dengan yang memulai dosa itu (Iblis dan Setan).[butuh rujukan]

Seandainya Allah tidak campur tangan, Iblis dan manusia di dalam dosa akan bersekutu melawan surga, dan gantinya bermusuhan melawan Setan, segenap manusia akan bersatu melawan Allah. Iblis menggoda Manusia supaya berdosa, sebagaimana ia menyebabkan malaikat-malaikat jahat (Setan) memberontak, agar dengan demikian ia mendapatkan kerjasama dalam peperangannya melawan surga. Tidak ada perselisihan antara dirinya dengan malaikat-malaikat yang sudah jatuh, dalam hubungannya dengan kebencian mereka kepada Mesias, sementara dalam hal lain ada pertentangan. Mereka teguh bersatu melawan kekuasaan Penguasa alam semesta.[butuh rujukan]

Tetapi pada waktu Setan mendengar adanya deklarasi (firman Allah) permusuhan antara keturunannya dengan keturunan perempuan (Hawa) itu, maka ia mengetahui bahwa usahanya untuk merusak sifat manusia akan terhalang, karena melalui Kristus/Mesias, manusia yang adalah tujuan kasih Allah akan mendapat pendamaian dengan Allah. Lucifer ingin menggagalkan rencana Ilahi di dalam janji Kristus/Mesias untuk menebus manusia, dan dengan demikian, mendatangkan kehinaan kepada Allah dengan menodai dan mencemarkan perbuatan tanganNya (manusia). Setan menyebabkan kedukaan di Surga, dan memenuhi dunia ini dengan kesukaran dan kesusahan, serta menghasut dengan mengatakan semua kejahatan itu sebagai akibat pekerjaan Allah dalam menciptakan manusia.[butuh rujukan]

Kedatangan Mesias sebagai Manusia/Yesus Kristus adalah kedatangan dalam misi penebusan/penyelamatan seluruh umat manusia dari sebab pelanggaran upah dosa yaitu kematian kekal (Lautan Api). Pertentangan yang terjadi antara Roh Mesias(Roh Kudus) dan Roh Lucifer(roh-roh jahat) diperagakan dengan cara mencolok dalam penerimaan dunia akan Mesias dalam kelahiran Yesus Kristus sebagai misi penebusan dosa umat manusia.[butuh rujukan]

Kemunculan Yesus Kristus tidak begitu menarik perhatian dunia, sebab Ia muncul tanpa kekayaan, kemegahan atau kebesaran duniawi, sehingga orang Yahudi cenderung menolak Dia. Mereka melihat Dia memiliki kuasa yang lebih sekadar mencukupkan kekurangan keuntungan-keuntungan lahiriah, tetapi kemurnian dan kesucian Kristus mengundang kebencian kepadaNya dari orang-orang fasik/kafir. KehidupanNya yang penuh dengan penyangkalan diri dan pengabdianNya yang tidak berdosa merupakan teguran yang terus-menerus kepada orang-orang yang sombong dan yang penuh hawa nafsu. Hal inilah yang membangkitkan permusuhan melawan Mesias. Setan dan malaikat-malaikat jahat bergabung dengan orang-orang jahat. Segenap kekuatan kemurtadan bergabung melawan Penghulu Kebenaran.[butuh rujukan]

Permusuhan yang sama juga ditunjukkan kepada pengikut-pengikut Kristus sebagaimana yang di tunjukkan kepada Guru mereka. Siapa saja yang melihat sifat dosa itu menjijikkan, dan dengan kekuatan dari atas melawan penggodaan, maka dengan pasti akan menimbulkan kemarahan setan dan pengikut -pengikutnya (ini dapat dideteksi bilamana manusia memiliki roh yang menentang Roh Mesias yang akan melawatnya). Pengikut-pengikut Kristus dan budak-budak setan tidak bisa hidup secara harmonis. Perlawanan yang didengungkan iblis terhadap salib belum berakhir.

"perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. (Efesus 6:12). Amaran yang diilhami ini diserukan berabad-abad sampai ke zaman kita: "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu si iblis berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). "Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis." (Efesus 6:11).

Sejumlah doa dan praktik melawan iblis ada pada tradisi Katolik Roma.[1][2]

HABIB HERMAWAN, NIM. 13530094 (2017) JIN, SETAN, DAN IBLIS DALAM TAFSIR DEPARTEMEN AGAMA RI. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Di dalam pemahaman umat manusia, khususnya kaum Muslimin, masih sering sekali salah dalam memahami dan mendeskripsikan jin, Iblis, dan setan. Mereka seringkali disebutkan dalam al-Qur`an, bahkan di mayoritas umat Muslim sudah tidak asing lagi mendengarnya. Dengan demikian, eksistensinya sebagai makhluk Allah SWT tidak diragukan lagi, berdasarkan al-Qur`an dan as-Sunnah. Al-Qur’an menggambarkan jin sebagai makhluk ciptaan Allah yang terbuat dari api dan ditempatkan di alam ghaib, sedangkan Iblis adalah makhluk Allah yang melakukan pembangkangan secara terang-terangan atas perintah Allah ketika dia diperintahkan bersujud kepada Nabi Adam, dan setan adalah makhluk yang selalu memperdayakan manusia ke dalam kesesatan. Oleh karena itu, menginspirasi peneliti mengkaji perbedaan, persamaan, dan korelasi antara jin, Iblis, dan setan yang terdapat dalam Tafsir Departemen Agama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan data utama melalui riset perpustakaan (library research). Adapun metode penyelesaian yang dipakai ialah metode deskriptif-analisis, yakni menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan jin, Iblis, dan setan. Setelah ayat-ayat terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam dengan Tafsir Departemen Agama. Dengan metode deskriptif-analisis ini, maka peneliti dalam kesimpulan memaparkan secara umum hasil penelitian. Dari penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa antara jin, Iblis, dan setan memiliki beberapa persamaan, yaitu asal penciptaannya yang berasal dari api dan sifat buruk yang mampu menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan. Akan tetapi, antara jin, Iblis, dan setan mempunyai perbedaan, yakni bahwa jin adalah makhluk Allah yang mempunyai kewajiban seperti halnya manusia. Sedangkan Iblis ialah makhluk yang durhaka kepada Allah yang tidak menaati perintah-Nya. Dia bersama setan-setan akan dimasukan ke dalam neraka sebagai pembalasan atas perbuatannya. Selain adanya persamaan dan perbedaan, antara jin, Iblis, dan setan memiliki korelasi, yaitu Iblis termasuk makhluk dari golongan jin. Kemudian dalam diri jin juga terdapat sifat-sifat setan yang tercela. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara tidak langsung Iblis juga memiliki sifat setan.

Share this knowledge with your friends :